First impression atau kesan pertama adalah salah satu kunci penting dari setiap aspek, mulai dari penampilan, hubungan, bahkan saat kamu akan membangun toko usaha. Dalam dunia ritel, memberikan kesan pertama yang baik tentu akan menjadi salah satu daya tarik bagi calon konsumen.
Salah satu strategi yang bisa dilakukan oleh pemilik toko untuk memberikan first impression yang baik adalah dengan membuat visual merchandising yang eye catching. Visual merchandising adalah praktik yang diadopsi dunia ritel untuk membangun tampilan produk yang sesuai dengan citra dan pedoman merek.
Alasan Menggunakan Visual Merchandising
Tujuan dari visual merchandising adalah untuk menarik dan melibatkan pelanggan serta memotivasi mereka untuk melakukan pembelian. Selain itu, visual merchandising juga dapat membantu mengatur produk toko sehingga lebih mudah bagi pelanggan untuk menemukan apa yang mereka cari.
Biasanya, pemilik toko akan bekerja sama dengan tim pemasaran ritel untuk membangun tampilan produk yang sesuai dengan citra dan pedoman merek produknya. Namun, kamu harus mengetahui terlebih dahulu elemen penting yang harus diketahui dalam visual merchandising.
1. Titik Fokus
Sebagai pemilik toko, kamu harus menentukan titik fokus terlebih dahulu. Bagian apa dari produk yang harus ditonjolkan, dan sisi mana yang ingin di highlight. Setelahnya, kamu bisa letakan item tersebut dengan posisi eye level atau setinggi mata.
2. Space
Kamu juga harus memerhatikan ruang yang ada di dalam toko. Pada toko merek kelas atas biasanya memberi banyak ruang di antara barang dagangan saat memajangnya di dalam toko.
Hal itu berbanding terbalik dengan toko yang sedang memberikan diskon, yang cenderung memenuhi rak mereka dengan lebih banyak produk, sehingga menyisakan lebih sedikit ruang antar item. Kamu bisa tentukan dan pilih salah satunya, sesuai dengan kebutuhan dan target dari tokomu saat ini.
3. Warna
Selain ruang, warna juga menjadi elemen penting sebelum kamu membuat visual merchandising. Seperti yang kamu ketahui, warna dapat membangkitkan emosi dan memengaruhi perilaku konsumen.
Contohnya, warna merah yang dapat menyampaikan energi dan urgensi sehingga sering digunakan dalam tanda “SALE”. Sedangkan warna biru dapat melambangkan kepercayaan dan tanggung jawab sehingga sering kali digunakan pada bidang jasa keuangan. Sebaliknya, warna hitam dapat melambangkan kemewahan, sehingga sering terlihat di butik kelas atas.
4. Pencahayaan
Jika digunakan dengan benar, pencahayaan dapat menjadi salah satu elemen yang menarik perhatian pelanggan ke bagian tertentu dari toko atau display. Jika kamu ingin menyorot item tertentu lebih dari yang lain, menempatkannya di bawah pencahayaan yang lebih terang adalah ide yang bagus.
Pencahayaan yang optimal dapat secara drastis meningkatkan pengalaman di dalam toko dan mendorong penjualan. Produk dengan pencahayaan yang baik dapat menarik perhatian, menonjolkan fitur-fiturnya, dan bahkan memengaruhi suasana hati pelanggan.
Intensitas dan suhu warna pencahayaan juga penting penting, misalnya pencahayaan yang hangat dapat menciptakan suasana nyaman, sedangkan pencahayaan yang sejuk dapat membuat ruangan terasa lebih luas dan modern.
Tata Letak
Tata letak menjadi elemen terakhir yang ada di dalam visual merchandising. Konsumen cenderung menelusuri rak setinggi mata, mereka juga akan lebih fokus pada hal-hal yang ada di depannya, dibandingkan melihat ke samping atau ke belakang.
Oleh karena itu, penting untuk memposisikan dan mengatur produk pada tata letak yang pas dan sesuai.